PENALARAN INDUKTIF
Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran
adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan.
Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara
berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga
dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang
dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari
peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan
mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran induktif : kucing berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan.
Pada Penalaran Induktif terdapat beberapa bentuk.
Bentuk-bentuk
Penalaran Induktif:
a.)Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua
bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak
berwajah tampan.
Macam-macam
generalisasi :
1. Generalisasi
sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi
tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang
memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi
yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur
pengujian yang benar.
b.) Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang
menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu
proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang
telah ada.
Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan
dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi,
seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan
lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi
logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau
berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang
doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran
atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi
seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan
persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi
induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih
setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih
setiap hari.
2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang
sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal
atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui
atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan
sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia,
untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan
hati.
c) Hubungan kausal
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang
sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh
kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu
atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima
tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal
merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak
diliputi keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar
dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni
beranggapan adanya korban kecelakaan.
sumber
http://storiangga.blogspot.com/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html