Pages

Senin, 05 Januari 2015

Ketika Grup Hacker Jadi Mata Duitan

Jakarta - Nama grup hacker Lizard Squad menjadi terkenal karena serangan-serangannya terhadap PlayStation Network (PSN) dan Xbox Live. Yang teranyar adalah serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang membuat kedua layanan game itu mati suri selama libur Natal 2015.

Namun belakangan terungkap bahwa serangan-serangan cyber itu menjadi semacam teknik promosi untuk jasa yang baru-baru ini mereka tawarkan.

Lizard Squad mengembangkan sebuah tool bernama Lizard Stresser yang bisa dipakai untuk melancarkan serangan DDoS. Alat ini bisa digunakan oleh siapapun yang mau membayar sejumlah biaya.

Dalam laman perkenalan di situsnya, Lizard Squad menyebut bahwa tool ini sudah berhasil mematikan sejumlah jaringan game terbesar di dunia.

Paket termurah yang ditawarkan oleh Lizard Squad untuk memakai Lizard Stresser ini adalah USD 5,99 atau Rp 72 ribu (USD 1 = Rp 12.000) per bulan. Di paket tersebut, mereka menjanjikan bisa membuat down sebuah situs selama 100 detik.

Seperti dilansir Ubergizmo, Rabu (31/12/2014), sementara paket paling mahal dilepas dengan tarif USD 129,9 per bulan, yang dijanjikan akan membuat down sebuah situs selama 8 jam. 

Sampai saat ini Lizard Squad hanya menerima pembayaran melalui Bitcoin, namun ke depannya mereka menyebut juga akan mendukung penggunaan PayPal.

Studi Kasus Telematika beserta ulasan dan tanggapan

1. Sony Dibobol, Sony Digugat

Melalui US District Court di California, Amerika Serikat, dua orang mantan karyawan Sony bernama Michael Corona dan Christina Mathis itu memasukkan tuntutannya. Mereka mengklaim bahwa Sony lalai untuk mengamankan data-data sensitif di jaringan komputernya.

Mereka juga menyatakan bahwa Sony sebenarnya tahu bahwa sistem komputernya tak cukup aman untuk menyimpan data-data rahasia karyawannya. Dan data-data tersebut memang akhirnya bocor ke tangan yang tak bertanggungjawab.

Data-data sensitif yang dimaksud oleh mereka adalah informasi seperti nomor social security, alamat rumah, nomor telepon, dan kopi digital dari paspor dan visa, serta catatan kesehatan.

Dalam laporan tuntutan yang berjumlah 45 halaman itu, Corona dan Mathis juga menyatakan bahwa Sony seharusnya bisa lebih siap dalam menghadapi serangan hacker. Apalagi karena PlayStation Network pada tahun 2011 juga sudah pernah mengalami masalah serupa.

"Pembobolan data bukanlah hal baru bagi Sony, dan serangan yang terbaru ini tentu mengejutkan sekaligus mengerikan," tulis keduanya dalam tuntutan tersebut, seperti yang dikutip detikINET dari Cnet, Rabu (17/12/2014).

Corona dan Mathis menuntut Sony untuk mengganti biaya untuk mengawasi tagihan yang berasal dari bank serta kartu kredit milik mereka. 

Keduanya juga akan mencari jalan untuk mengubah tuntutan ini menjadi class action, agar bisa mewakili semua pihak yang dirugikan. Hingga saat ini, pihak Sony belum berkomentar mengenai tuntutan tersebut.


Tanggapan
menurut saya pihak Sony harus lebih tegas untuk memberi kemanan lebih pada Playstation Netwok (PSN). karena kasus seperti ini sudah lebih dari sekali, dan saya sebagai pengguna Playstation 3 agak sedikit kecewa karena tidak bisa Multiplayer.

2. Kembali Online, PSN Malah Bikin Kesal Gamer

Jakarta - Kelompok hacker yang meretas Sony PlayStation Network (PSN) dan Xbox Live (XBL) sejatinya telah menghentikan aksinya. Namun Sony mengaku layanan online bagi penikmat konsol game PlayStation tersebut masih belum sepenuhnya pulih.

Melalui situs resminya, Sony mengatakan gamer yang mengakses jaringan PSN masih mungkin mengalami koneksi yang tak stabil. Akibat hal itu, gamer mungkin bakal dibikin kesal karena akses ke PSN yang putus-putus.

Seperti detikINET kutip dari Ubergizmo, Senin (30/12/2014), sejumlah gamer memang mengaku berhasil log in ke jaringan PSN lewat konsol game PlayStation 3, PlayStation 4, dan PS Vita. Namun setelah masuk ke dalam jaringan PSN, mereka tak akan langsung menemukan daftar teman yang telah terdaftar.

Setelah menunggu beberapa lama barulah daftar nama yang dimaksud muncul. Hal ini membuktikan bahwa memang masih terjadi masalah dengan jaringan PSN. Sejauh ini pihak Sony juga belum mau mengungkap sumber masalahnya, namun mereka mengatakan tengah melakukan investigasi.

Pun begitu, Sony tak lepas tangan terhadap pengguna PSN. Perusahaan Jepang ini menyarankan gamer agar melakukan tweak MTU lewat menu konfigurasi jaringan yang bisa diakses di konsol game. Cara tersebut diyakini bakal bikin koneksi ke jaringan PSN jadi sedikit lebih stabil.


Tnggapan
setelah saya baca kasus diata, Sony harus lebih baik lagi untuk meningkatkan pelanan dari gamer yang menggunakan produk Sony Playstation

3. Pembobol PlayStation Network dan Xbox Live Dibekuk

Jakarta - Salah satu anggota kelompok Lizzard berhasil dibekuk kepolisian Inggris. Lizzard adalah grup hacker yang melumpuhkan jaringan game Blizzard, Playstation Network (PSN) dan Xbox Live

Mengacu dari laporan kepolisian Thames Valley, Inggris, aksi Lizzard dilancarkan pada 1 Desember 2014. Grup tersebut melumpuhkan jaringan PSN dan Xbox Live sepanjang hari libur dan perayaan Natal kemarin.

Brian Krebs, jurnalis investigasi yang menangani berita kemanan internet di situsnya, Krebs on Security, mem-posting salinan dokumen jaminan polisi dari kantor polisi Kingston dari seorang pria 22 tahun bernama Vinnie Omari. 

Dalam postingan-nya, Krebs mengidentifikasi Omari sebagai salah satu anggota dari kelompok Lizzard yang ditangkap.

Kepada The Daily Dot, Omari mengatakan jika penangkapan itu dilakukan ketika ia berada di dalam rumah dan polisi langsung melakukan penahanan atas dirinya. 

Menurut Omari, polisi yang datang dengan surat perintah penggeledahan langsung mencari beberapa bukti di rumahnya, seperti alamat email, username, password, serta dokumen.

Dikutip detikINET dari Polygon, Jumat (2/1/2015), tak hanya melakukan penggeledahan, polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang diduga digunakan pelaku untuk beraksi, seperti Xbox One, telepon, laptop, USB komputer dan lain-lain.

Pihak berwajib memang tengah aktif melakukan investigasi terkait kasus peretasan, baik Sony maupun jaringan PSN dan Xbox Live yang terjadi pada libur Natal 2014 kemarin. Ketika diinterogasi, pelaku lainnya yang bernama Ryan mengaku bahwa motivasi penyerangan tak lebih dari sekadar hiburan.


Tanggapan
menurut saya mengenai kasus diatas, Sony wajib meningkatkan keamana agak PSN tidak bisa dibobol lagi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab