Pengembangan
paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat
topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama
pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang
merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf
yang lainnya.
Selain kalimat
topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan
dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena
misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat
informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah
mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak
metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam
penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam
mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih
berganti sesuai dengan keperluan penulis.
1) Metode Definisi
Yang dimaksud
dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah
tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya
memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu
hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata
atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2) Metode Proses
Sebuah paragraf
dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses.
Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung
dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis).
Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya.
Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses
peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
Dalam karangan
ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
Metode
sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang
terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai
dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya
tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata
eksposisi.
5) Metode Umum-Khusus
Metode
umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan
paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping
mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model
inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi
seperti arikel dalam media massa.
6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan
mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi
sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan
metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor
tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak
berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu
dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk
diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar